Corak sekolah yang telah memberikan bimbingan dan meniupkan inspirasi manakah Agama Islam ini . . .?Tetapi mungkinkah bumi dapat memikul di atas punggungnya jumlah yang cukup banyak dari tokoh-tokoh berkwalitas demikian? Sekiranya mungkin, tentulah ia tidak disebut bumi atau dunia lagi..., lebih tepat bila dikatakan Surga Firdausi... Sungguh, ia telah menjadi Firdaus yang telah dijanjikan Allah! Dan karena Firdaus itu belum tiba waktunya, maka orang-orang yang lewat di muka bumi dan tampil di arena kehidupan dari tingkat tinggi dan mulia seperti ini amat sedikit dan jarang adanya...
Dan Sa'id bin 'Amir adalah salah seorang di antara mereka...
Uang tunjangan dan gaji yang diperolehnya banyak sekali, sesuai dengan kerja dan jabatannya, tetapi yang diambilnya hanyalah sekedar keperluan diri dan isterinya, sedang selebihnya dibagi-bagikan kepada rumah-rumah dan keluarga-keluarga lain yang membutuhkannya.
Suatu ketika ada yang menasihatkan kepadanya, "Berikanlah kelebihan harta ini untuk melapangkan keluarga dan famili isteri anda!" Maka ujarnya, "Kenapa keluarga dan ipar besanku saja yang harus lebih kuperhatikan? Demi Allah, tidak. Saya tak hendak menjual keridlaan Allah dengan kaum kerabatku!"
Memang telah lama dianjurkan orang kepadanya, "Janganlah ditahan-tahan nafqah untuk diri pribadi dan keluarga anda, dan ambillah kesempatan untuk meni'mati hidup."
Tetapi jawaban yang keluar hanyalah kata-kata yang senantiasa diulang-ulangnya, "Saya tak hendak ketinggalan dari rombongan pertama, yakni setelah saya dengar Rasulullah SAW bersabda, "Allah 'Azza wa Jalla akan menghimpun manusia untuk dihadapkan ke pengadilan. Maka datangtah orang-orang miskin yang beriman, berdesak-desakkan maju ke depan lak ubahnya bagai kawanan burung merpati. Lalu ada yang berseru kepada mereka: Berhentilah kalian untuk menghadapi perhitungan! Ujar mereka, "Kami tak punya apa-apa untuk dihisab." Maka Allah pun berfirman, "Benarlah hamba-hamba-Ku itu...Lalu, masuklah mereka ke dalam surga sebelum orang-orang lain masuk..."
Dan pada tahun 20 Hijriyah dengan lembaran yang paling bersih, dengan hati yang paling suci dan dengan kehidupan yang paling cemerlang. Sa'id bin 'Amir pun menemui Allah. Telah lama sekali rindunya terpendam untuk menyusul rombongan perintis, yang hidupnya telah dinadzarkannya untuk memelihara janji dan mengikuti langkah mereka. Sungguh, rindunya telah tiada terkira untlik dapat menjurnpai Rasul yang menjadi gurunya, serta teman sejawatnya yang shalih dan suci...!
Maka sekarang ia akan menernui mereka dengan hati tenang, jiwa yang tenteram dan beban yang ringan . Yang tak ada beserta atau di belakangnya beban dunia atau harta benda yang akan memberati punggung atau menekan bahunya. Tak ada yang dibawanya kecuali zuhud, keshalihan dan ketaqwaannya serta kebenaran jiwa dan budi baiknya. Semua itu adalah keutamaan yang akan memberatkan daun timbangan, dan sekali-kali takkan memberatkan beban pikulan.Keistimewaan tersebut dipergunakan oleh pemiliknya untuk menggoncang dunia, dan dijadikan pegangan yang kokoh sehingga tak tergoyahkan oleh tipu daya dunia.
Selamat bahagia bagi Sa 'id bin 'Amir...! Selamat baginya, baik selagi hidup maupun setelah wafatnya...!
Selamat, sekali lagi selamat, terhadap riwayat dan kenang-kenangannya. Serta selamat bahagia pula bagi para shahabat Rasulullah, yakni orang-orang mulia dan gemar beramal serta rajin beribadat...!
Sumber: Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah, Khalid Muh. Khalid
Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam
No comments
Post a Comment