Pejabat tadi menjalankan
instruksi Heraklius dengan baik. Tetapi Abdullah tetap menolak minum khamr, dan
berkata : “minuman ini tidak halal aku minum”. Dan Abdullah hampir mati
kehausan. Pejabat tadi melaporkan keadaan Abdullah yang hampir mati kepada
Heraklius karena menolak minum khamr, dengan mengatakan : “Jika tuan masih
membutuhkannya maka berikan ia makan dan biarkan ia minum sesukanya, sebelum ia
mati”. Kata Heraklius : “ Kalau begitu berikania makan dan minum yang disukai.
Aku telah uji dia dengan penderitaan namun gagal, maka akan aku uji dia dengan
kesenangan. Berikan kepadanya makanan yang paling enak, minuman yang paling
segar, dan perempuan yang paling cantik. Semoga yang ini tidak gagal”
Pejabat tadi menunaikan perintah Heraklius dengan
baik. Disediakanlah makanan yang lezat, minuman yang segar dan permpuan yang
cantik untuk Abdullah sebagaimana pesan kaisar. Abdullah tidak tergoda, ia
hanya makan seperlunya, minum seperlunya, tidak mengganti pakaian sebelum lusuh
dan kotor, tidak sedikitpun melirik perempuan cantik itu. Ketika Heraklius bertanya kepada perempuan
itu : “Adakah getaran orang itu kepadamu ?” Jawab wanita itu : “Tidak. Demi
Tuhan, ia tidak sedikitpun melirikku”.
Setelah itulah Heraklius memanggil Abdullah dan
berkata : “Sesungguhnya aku telah mengujimu dengan suak dan duka, namun engkau
tetap tegar dn sabar. Sekarang maukah kamu mencium kepalaku dan aku akan
bebaskan kamu sendirian ? Jawab Abdullah : “Tidak. Saya tidak akan mau mencium
kepala Kaisar, jika hanya saya sendiri yang bebas”. Kata Heraklius selanjutnya
: “Jadi kamu mau mencium kepalaku agar aku membebaskan seluruh tawanan muslim
yang ada ? Jawab Abdullah : “Ya”. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abdullah
telah dirayu Heraklius untuk meninggalkan Islam dan mengikuti agamanya, lalu
dinikahkan dengan salah seorang putrinya dan menjadi pejabat khusus di Romawi.
Tetapi Abdulah menolak semua.
Abdullah mencium kepala
Heraklius dan Heraklius menyerahkan seluruh tawanan Islam kepada Abdullah yang
berjumlah 80 (delapan puluh) orang. Kemudian Abdullah pulang ke Madinah menemui
Khalifah Umar bin Khatthab. Abdullah menceritakan pengalamannya dengan
Heraklius kepada Umar. Mendengar cerita itu seger Umar bangkit dan menciumi
kepala Abdullah bin Hudzafah dan berkata : “ Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu). Mengapa ketika kamu berada dalam
keterpaksaan tidak mau makan daging babi atau minum khamr? Jawab Abdullah : “Wallahi (demi Allah) wahai Amirul Mukminin, saya sadar
bahwa hal itu diperbolehkan untukku. Tetapi saya tidak ingin Heraklius dan
orang Romawi mencela Islam dan pemeluknya (yang juga makan daging babi dan
minum khamr)”.
Semoga Allah merahmati
Abdullah bin Hudzafah dengan rahmat yang seluas-luasnya. Ia telah menancapkan
tonggak keteladanan hakiki sebagaimana yang pernah Nabi ajarkan.
Wallahu a’lam.
No comments
Post a Comment